
Jika Pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat ( Porda ) Jabar ke -14 digelar pada saat ini atau bulan Ini, maka sudah dipastikan Kabupaten Bekasi akan menjadi Juara Umum di susul Kota Bandung yang akan menempati peringkat kedua.
Sementara Kabupaten Bogor selaku juara bertahan pada Porda Jabar 2018, harus berebut dengan lima atau enam daerah untuk menempati posisi tiga besar.
Sebagai juara umum akan terseok seok untuk bisa masuk ke tiga besar dan harus bersaing dengan Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bandung Barat dan lainnya.
Ini hanya sebuah analisa penulis yang lahir dan berasal saat mencicipi Kopi sore sore dan Dodongkal di Lapangan Tenis Pendopo. Silahkan pembaca punya analisa masing masing dan itu sangat bebas .
Seandainya Kabupaten Bogor gagal masuk tiga besar dalam Porda Jabar 2022 di Tasuba mendatang, ini jelas mempermalukan Bupati Bogor yang akan harus merelakan mahkota juara umumnya di rebut oleh daerah lain.
Tanda tanda Kabupaten Bogor harus mengucapkan “ Sayonara Mahkota Juara “ adalah banyaknya atlet –atlet Kabupaten Bogor yang habis kontrak ataupun atlet binaan yang terus di goda dan dirayu oleh daerah lain.
Data yang saya miliki dari pergerakan mutasi atlet Kabupaten Bogor yang habis kontrak ataupun atlet binaan di pengcab –pengcab yang ada di Kabupaten Bogor sungguh fantastis .
Data data ini hanya buat catatan saya pribadi, karena untuk menjaga Independensi dari sebuah Investigasi.
Banyak pengcab di KONI Kabupaten Bogor ada pergerakan atlet yang akan “menyebrang “ ke daerah lain.
Apakah kondisi atlet binaan cabor kabupaten dari sejumlah cabor yang tengah melakukan pergerakan untuk “nyebrang “ ke daerah lain sudah diketahui oleh Sport Intelegen yang ada di KONI Kabupaten Bogor ? Apakah Sport Intelegen sudah ada data nya? Sejauh mana tugasnya bidang ini ???
Sangat tidak elok dan tidak pantas jika penulis membeberkan pergerakan mutasi atlet yang tengah menggoda dan menerpa para atlet di beberapa cabang olahraga di Kabupaten Bogor.
Jujur walaupun saya tidak ada dalam jajaran Sport Intelegen KONI Kabupaten Bogor, namun data pergerakan atlet mutasi jelang Porda Jabar 2022 sudah ada di kantong dan catatan saya.
Jika penulis paparkan dalam tulisan ini, maka yang ada hanya pernyataan “ ah yang benar, ah masa iya sih “ . Pernyataan itu sangat klasik dan terkesan menutup nutupi sesuatu yang sudah terbuka.
Apakah proses mutasi atlet ada keterlibatan “Biong Atlet. “ Karena tidak menutup kemungkinan jika terjadi mutasi atlet binaan dari satu daerah ke daerah lain, biasanya ada “Ning Nong” atau Fulus yang bisa mengalir ke “Biong Atlet”.
Biong Atlet ini bisa berasal dari Internal cabor atau internal pengurus KONI yang memuluskan seseorang atlet untuk bisa pindah ke daerah lain. !!!
Mudah –mudahan di Kabupaten Bogor ini tidak ada Praktek Biong Atlet !!!!.
Hingga ketika memang terjadi mutasi pun dilakukan secara normal dan alamiah, karena para atlet sudah tidak betah lagi di Kabupaten Bogor akibat telatnya atau tidak adanya “Vitamin “ ( Gaji Bulanan ) kepada para atlet potensial, atlet binaan ataupun atlet kontrak .
Patut di pertanyakan juga jika banyak atlet binaan Pengcab dan atlet tersebut asli Kabupaten Bogor sampai minta pindah mutasi ke daerah lain ???
Berarti hal ini ada sesuatu yang tak beres di Kabupaten Bogor. Ada apa ini ? Maaf ini bukan kompor atau memanasi situasi.
Situasi yang terjadi di bawah “Api” nya sudah menyala sejak lama . Karena hingga saat ini para atlet berprestasi di Kabupaten Bogor belum menerima stimulant atau bantuan dana pembinaan atlet berpestasi.
Jika para atlet hingga saat ini belum menerima uang bulanan dari KONI Kabupaten Bogor, wajar banyak atlet binaan Pengcab di KONI Kabupaten Bogor mulai membanding bandingkan dengan atlet daerah lain yang sudah menerima uang bulanan dari KONI nya masing masing .
Sudah seharusnya KONI Kabupaten Bogor langsung berbuat aksi nyata dan bukan bermain wacana akan , akan , akan dan akan ada stimulant atlet. Itu baru sekedar akan dan hanya wacana.
Ingat perang sesungguhnya Porda Jabar 2022 itu adalah saat ini.
Bagaimana caranya cabor mempertahankan atlet mutasi. Bagaimana caranya cabor menahan atlet binaan supaya tidak “Loncat Pagar “ ke daerah lain. Bagaimana caranya KONI menyusun anggaran Vitamin yang bisa membat senyum dan bahagia para atlet . Bagaimana KONI dan Cabor melakukan pemetetaan potensi medali dan potensi kegagalan meraih medali ?? Inilah perang Porda sesungguhnya. Karena pada saat Porda Jabar digelar itu sudah tinggal seremonial saja.
Daerah lain sudah mulai melakukannya dan uangnya sudah banyak yang dirasakan para atlet dan keluarga atlet.
Sedangkan di Kabupaten Bogor baru mewacanakan “Wacana “ dan bisa saja terjadi Pro Kontra Internal soal besaran nilai yang akan diberikan kepada para atlet.
Jangan sampai ketika Kabupaten Bogor sudah ada duit dan akan membagikan dana atau uang buat “gaji” atlet berprestasi, ternyata para atlet berprestasi tersebut sudah pindah ke daerah lain !!!!!!.
Harus dipahami , atlet tidak butuh wacana, atlet tidak paham dengan kata-kata baru akan dibahas, baru akan diusulkan dalam Perubahan Anggaran ataupun lainnya.
Atlet itu butuh bukti nyata mau 1 juta, 2 juta atau sampai 5 juta bisa ia terima dari KONI Kabupaten Bogor, itu yang saat ini atlet Butuhkan ???
Atlet tidak butuh catatan angka angka dalam kertas. Karena jumlah keringat para atlet dalam berlatihpun untuk memberikan prestasi bagi daerahnya tidak pernah ada dalam angka angka atau catatan para inohong keolahragaan di semua daerah, termasuk Kabupaten Bogor.
Apa yang penulis paparkan ini bukan semata mata sebuah kritikan. Namun bisa jadi pengingat bagi semua pemangku kebijakan di Kabupaten Bogor.
Terlebih-lebih penulis tidak mau Bupati Bogor dipermalukan oleh Kontingennya sendiri.
Jangan sampai pada Porda Jabar 2022 nanti, Kabupaten Bogor terlempar dari tiga besar atau dari lima besar, yang berasal dari situasi saat ini yang serba telat dalam memberikan kebahagiaan atau senyuman kepada para atlet atlet berprestasi binaan Pengcab di Kabuipaten Bogor yang tengah melakukan Pelatda PON Jabar .
Satu hal lagi, jika Kabupaten Bogor ingin jadi juara umum Porda 2022 mendatang, maka anggaran KONI nya ditahun ini harusnya berkisar 25 atau 30 milyar. Jika anggaran KONI nya hanya sekitar 6 Milyar, maka ini cukup buat apa ????
Angka 6 Milyar mah untuk mengontrak 3 atau 4 atlet dari satu cabor juga sudah habis.
Tidak menutup kemungkinan ada beberapa daerah yang ada di Jabar saat ini, anggaran KONI nya ada yang berkisar 30 Milyar dan 40 Milyar .
Jelas Kabupaten Bogor dengan 6 Milyar tidak bisa membendung atau menahan gejolak atlet atletnya yang akan mutasi ke daerah dengan anggaran KONI nya mencapai 30 atau 40 Milyar.
Apa yang penulis paparkan ini sebagai bentuk rasa sayang penulis kepada dunia olahraga Kabupaten Bogor.
Apa yang penulis paparkan ini sebagai bentuk untuk menjaga rasa sayang dan rasa cinta sebagai rakyat Kabupaten Bogor yang tidak mau kepala daerahnya atau BUPATI nya dipermalukan dalam Pesta Olahraga Multi Event seperti Porda Jabar dari sebagai Juara Bertahan Porda Jabar 2018 terlempar dari tiga besar atau Lima besar .
Mumpung masih ada waktu, mumpung masih ada peluang, ayo semua elemen dan pemangku kebijakan di Kabupaten Bogor kembali merekat dan menatap Porda Jabar 2022 dengan amunisi dan vitamin atlet yang memadai dan berkecukupan serta diberikan tepat sasaran